Berwisata ke Kampung Betawi asal Salak Condet maskot Jakarta





Tahukah Anda kalau buah Salak Condet adalah salah satu maskot Jakarta selain burung Elang Bondol?

Tapi keberadaan salak condet ini udah langka. Hari minggu kemarin, bareng teman-teman komunitas Ngopi Jakarta, saya ikutan Jelajah Kampung Betawi Condet, yang terletak di kawasan Jakarta Timur. Asal-usul nama "Condet" berasal dari "ci" alias air atau sungai, seperti Citarum, Ciliwung, dll. Sedangkan "ondet" itu dari pohon sejenis buni, yang katanya banyak tumbuh dulu di daerah ini. 
Salah satu tempat paling menarik yang kami kunjungi adalah Cagar Buah Condet di Balekambang, sebuah kebun salak dan dukuh condet yang merupakan buah asli Jakarta. Gak banyak orang Jakarta sendiri yang dah pernah ngerasain buah salak condet, karena jenisnya udah langka dan ga dijual di pasar umum, seperti Salak Pondoh yang berasal dari Jogja. Konon, buah Salak yg tumbuh di pelosok Pulau Jawa bibit asalnya malah dari Salak Condet ini. 

Selain Salak condet, di kawasan Cagar Buah ini juga ditanam Dukuh Condet yang juga udah langka. Karena keberadaannya yang udah langka inilah, maka Pemda DKI menetapkan kawasan Cagar Buah ini untuk melindungi sekaligus untuk membudidayakannya. Tapi seluruh buah yang dihasilkan dari Cagar Buah ini tidak dijual ke pasar umum, tapi didistribusikan oleh Pemda DKI ke tempat tempat pariwisata seperti Hotel Hotel, institusi pemerintahan, dan sebagainya.

Kalo warga Jakarta mau cobain salak dan duku Condet bisa datang ke kebun cagar buah ini yang sekarang tanahnya udah dimiliki Pemda DKI dan luas kebunnya hingga 3,5 hektar. Kalo buah dukuh berbuah musiman, hanya tiga bulan dalam satu tahun. Tapi kalau Salak sebaliknya, berbuah hampir sepanjang tahun. Kalo masuk ke Cagar Buah ini ga ada tiket masuknya, tapi kalo mau icip-icipi buahnya bisa bilang ke penjaganya dan kasih tips. 
                                     (Gerbang Cagar Buah Condet, Balekambang, Condet).

Kampung Betawi Condet ini menarik juga dijadikan tujuan wisata loh. Menurut cerita Shahiq, pemuda betawi Condet, yg memandu kami saat itu, ia kerap menemani turis-turis bule yang datang ke tempat ini, untuk penelitian ataupun untuk berwisata susur sungai Ciliwung. Susur Sungai Ciliwung ini memang menarik banget, dua tahun lalu pun saya pernah coba rafting, sangat menarik melihat kondisi Sungai Ciliwung saat ini yang sudah jauh lebih bersih, sehingga bisa menarik dijadikan wisata susur Sungai.


Wisata Susur Sungai Ciliwung (foto sumber https://konservasidasciliwung.wordpress.com/wisata-ciliwung) Wisata Susur Sungai Ciliwung (foto sumber https://konservasidasciliwung.wordpress.com/wisata-ciliwung)

Selain Cagar Buah Condet dan Wisata Susur Sungai Ciliwing, yang menarik disini adalah kita bisa melongok rumah rumah Betawi jadul, termasuk juga eksplor nyobain kuliner jadul Betawi seperti kue lopis, kue apem, dll, yang banyak dijual oleh warga Betawi di sekitar sana termasuk berinteraksi dengan mereka. (Rumah Betawi yang sudah berusia hampir 1 abad, dan dahulu sering dipakai shooting sinetron TV). Dokumentasi Pribadi (Rumah Betawi yang sudah berusia hampir 1 abad, dan dahulu sering dipakai shooting sinetron TV). 

Salah satu warga Betawi yang saya temui di tur ini adalah Mpok Menah, yang sudah berdagang kue lopis selama 70 tahun dan terkenal di kawasan itu. Kue lopis ini ternyata adalah kuliner jadul ala Betawi, dan Mpok Menah (sekarang berusia 85 tahun) jualan kue lopis sejak usia 10 tahun sejak kawasan Condet masih banyak hutan. Dia cerita dulu sering digangguin kuntilanak saat bikin kue lopis malem malem...hiiii....Mpok Menah masih bikin sendiri semua kue lopis dagangannya, karena 12 anaknya ga ada yang mau nerusin usaha kue lopis ini. 



Apa beda Lopis betawi ini dengan lupis di tempat tempat lain? Kalo lopis Betawi, gulanya ga kentel, terus ukurannya tebel dan diameternya besar, Mpok Menah jual per potong aja Rp3500, kalo yg satu lonjong dijual 35ribu. Saya makan satu potong aja kenyang, ini potongan kue lopis yang pernah saya makan. Saking terkenalnya kue lopis Mpok Menah, tiap hari banyak orang kantoran yang mesen beli berlonjong-lonjong besar. Dan uniknya Mpok Menah ini juga dikenal jago berpantun, kalo denger dia berpantun ria bisa setengah jam loh ga habis habis... Mungkin karena itu banyak pembeli menyambangi karena demen dengerin Mpok Menah berpantun.

Begini contoh pantun Mpok Menah
“Paling enak si Mangga udang. Pohonnya tinggi buahnya jarang. Paling enak si laki bujang. Mau ngapain aja kagak ada yang larang.
“Kelapa tua dikupas kupasin kelapa tua banyak minyaknya. Masih muda puas puasin, kalau udah tua ga enak enaknya “

Hehehe....lucu juga ya...kalo ada yang penasaran mau ketemu Mpok Menah penjual Lopis, rumahnya ada di bagian belakang Kebun Cagar Buah, tanya aja orang orang disana pasti pada tau deh.

Ah wisata ke Kampung Condet ini sungguh menarik, jadi terinspirasi untuk datang lagi bawa turis turis saya berwisata ke Kampung Condet ini.




2 comments:

Roy Vandi Tambunan said...

wuiii buah salak nya metik langsung makan . eh wisata ke dewa gini seru juga sepertiny

Anonymous said...

Ada akses angkutan umum ga mbak di sana?

Baca Juga Yang Satu Ini

Pesta Mandi Bedak , Puncak Perayaan Tahun Baruan Kampung Tugu Yang Tak Kalah Seru Dengan Festival Songkran di Thailand

Tahukah Anda, di ujung utara Jakarta, ada sebuah kawasan yang merupakan kampung Kristen tertua di Jakarta dan juga di Indonesia?  ...