6 Kawasan di Jakarta dengan Pengaruh Budaya Asing Yang Paling Menarik Untuk Dijelajahi



6 Kawasan di Jakarta dengan Pengaruh Budaya Asing Yang Paling Menarik Untuk Dijelajahi

Traveling di dalam kota Jakarta? Kenapa Gak ?

Sebagai kota megapolitan, Jakarta sangat menarik untuk dikulik juga banyak tempat bisa dijadikan tempat untuk berwisata karena budaya nya yang beragam. Jakarta dibentuk oleh beragam budaya yang datang dari berbagai daerah di nusantara, juga termasuk berbagai budaya asing, yang telah berakulturasi dengan budaya lokal selama berabad abad. Ada kawasan yang punya pengaruh budaya Belanda, India, hingga Portugis. Di kawasan ini kita bisa melihat jejak jejak pengaruh budaya asing, dari mulai bangunan, tradisi masyarakat setempat, hingga kuliner khasnya.

Berikut ini  6 Kawasan yang punya berbagai pengaruh budaya asing di Jakarta, yang sering saya sambangi untuk memandu Walking Tour (Tur Berjalan Kaki) atau Food Tour di berbagai kawasan Jakarta

1.  Kota Tua (Old Town Batavia)
                                        
       (Bersama Si Cantik Chelsea Islan saat  memandu Food Tour di Kota Tua)

Kota Tua adalah cikal bakal dari kota modern Jakarta saat ini, dahulu bernama Batavia saat jaman penjajahan Belanda. Di abad 17, kota Batavia punya peran penting untuk kawasan Asia Tenggara, karena disini berpusat kantor VOC, perusahaan dagang asal Belanda yang saat itu punya pengaruh luas dalam perdagangan rempah rempah dunia. Karena perannya yang penting dalam perdagangan dunia saat itu, Kota Batavia dijuluki The Queen of the East  . Karena punya sejarah penting, pemerintah Indonesia juga mengajukan Kawasan Kota Tua Jakarta sebagai Unesco World Heritage.

Kota Tua ini adalah salah satu rute favorit Food Tour yang saya bawa. Kalau kita berkunjung ke Kota Tua, kita masih bisa melihat banyak peninggalan Belanda, terutama bangunan bangunan khas Belanda.  Salah satu icon dari Kota Tua adalah Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta, yang dahulunya adalah Gedung Balaikota (Stadhuis) kantornya sang Gubernur Jendral Belanda. Kekhasan bangunan ini terdapat bangunan penjara bawah tanah dan juga senjata senjata meriam di bagian depannya. Di area Fatahilah Square, kita juga melihat sepeda ontel warna warni yang bisa disewa pengunjung dan menjadi hal iconic dari tempat ini. Cuma satu aja kekurangan dari kawasan Kota Tua menurut saya , yaitu udah ga ada lagi tersisa orang orang keturanan Belanda yang tinggal di kawasan ini.       

(Fatahillah Square, lapangan luas / square di tengah kota semacam ini banyak dijumpai di negri negri Eropa)
(Sepeda ontel warna warni disewakan beserta topi topi nya yang matching, harga sewa Rp 25ribu/ jam. Bersepeda ontel di pagi hari atau sore hari, adalah salah satu cara asyik untuk menikmati kawasan Kota Tua)


(Lorong untuk melihat ruang ruang penjara bawah tanah Museum Fatahillah. Banyak tokoh besar seperti Diponegoro hingga Tjut Nyak Dien pernah ditahan di penjara bawah tanah oleh pemerintah kolonial)

Selain itu jejak peninggalan Belanda di kawasan ini, bisa dilihat dari adanya Jembatan Gantung (Jembatan Kota Intan, yang sudah berusia 400an tahun), hingga kanal yang merupakan ciri khas kota kota di Belanda. Di bawah pemerintahan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, kanal kanal di kawasan Kota Tua ini direvitalisasi untuk dijadikan tujuan wisata seperti kanal kanal di Belanda, rencananya sih akan selesai di bulan Agustus 2017. Katanya sih kalo revitalisasi kanal kanal ini selesai, kita bisa naik gondola menyusuri kanal di kawasan Kota Tua....Walaupun kini Gubernur DKI sudah berganti, tapi semoga cita cita Pak Ahok ini beneran terwujud ya. Dan kawasan kota Tua juga menarik loh untuk dikunjungi saat malam hari dan tidak ada kesan seram sama sekali di kawasan yang sudah ada ratusan tahun ini, baca cerita tentang wisata kota tua malam hari disini   .

  (Kanal Batavia, dulu dan sekarang. Foto slide dari Shahnaz Acrydiena)

(Jembatan Kota Intan  yang sudah berusia 4 abad. Di negara Belanda, banyak dijumpai jembatan jembatan gantung seperti ini. Kabarnya setelah kanal kanal di kawasan Kota Tua selesai di revitalisasi, kita bisa menyusuri kanal kanal di kawasan ini dengan perahu perahu wisata).

Di kawasan Kota Tua ini, kita juga bisa eksplor kuliner khas Belanda, dari mulai Poffertjes , Bitterbalen, hingga Steak Belanda.  Kalau mau mencicipi kuliner Belanda autentik , sambil menikmati atmosfer khas Belanda di Kota Tua, kudu datang ke Kafe Batavia atau Keukeunhoff  Bistro di Jl. Kunir no. 5 (belakang Kantor Pos Kota Tua).  Kafe Batavia adalah “must visit restaurant” kalau saya bawa Tur ke Kota Tua, karena kafe ini dibangun di gedung bangunan bersejarah yang sudah berusia 4 abad,  juga semua sudut interior di kafe ini sangat instagrammable. Sedangkan Keukeunhoof Bistro termasuk restoran anyar yang baru berdiri dua tahun.


 (Lantai 2 Kafe Batavia, dari sini kita bisa menikmati suasana Fatahillah Square)


    (Poffertjes with Ice Cream @Kafe Batavia)

                                       (Steak Belanda @Keukenhoff Bistro)


               (Interior Keukenhoff Bistro, atmosfer la ala Belanda bisa dirasakan disini)

(Seperti apa jejak jejak Belanda di Kota Tua? Lihat video serunya disini. Video by : Antara)

            2.    Glodok – Petak Sembilan (Old China Town)
Kawasan Petak Sembilan di Glodok adalah satu kawasan pecinan (China Town) tertua di Indonesia.  Orang orang keturunan Tionghoa yang bermukim di kawasan ini sudah ada sejak abad 17.  Setiap jelang Imlek, Kawasan Petak Sembilan ini sangat dipadati pengunjung yang berbelanja segala kebutuhan Imlek, seperti Kue Keranjang juga pernik pernik dekorasi Imlek. Di kawasan ini juga bisa kita jumpai pemukiman orang  keturunan Tionghoa yang tinggal di rumah rumah sederhana dan telah berada disana turun temurun antar generasi.

Pengaruh budaya Cina yang kuat di kawasan Glodok ini bisa dilihat dari adanya beberapa Klenteng/ Wihara, deretan toko toko obat tradisional Cina, hingga bangunan gereja yang memiliki desain khas Cina (Gereja Katolik St. Maria de Fatima). Gereja katolik berasitektur Cina ini konon sangat langka, dan cuma ada dua di Indonesia. Satu di Jakarta, dan satu lagi di Manado.

(Suasana bagian dalam Klenteng / Wihara Dharma Bakti, wihara tertua di Jakarta. Keunikan Klenteng ini adalah adanya lilin lilin raksasa)

(Gereja Katolik St. Maria de Fatima di Jl. Kemenangan, dengan desain khas Cina yang sangat unik. Di Gereja ini juga tiap minggu diadakan misa dengan bahasa mandarin)

Keunikan dari Pecinan di Glodok ini, yang gak ada di China Town di negara negara lain, adalah bercampur baurnya orang orang keturunan Tionghoa dengan penduduk non-Tionghoa. Ini bisa dilihat dengan banyaknya orang Muslim yang berdagang dan bekerja di kawasan ini. Di Klenteng/ Wihara Dharma Bakti, yang merupakan klenteng tertua di Jakarta, kita juga bisa menjumpai banyak orang Muslim yang sudah puluhan tahun bekerja sebagai penjaga klenteng. Kawasan Glodok ini juga terkenal dengan banyaknya deretan Toko Toko Obat Tradisional Cina, yang sudah berdiri hampir satu abad. Kalau di toko toko obat ini, kita bisa melihat langsung para "apoteker" meracik obat dari bahan bahan herbal dan bahkan masih berhitung dengan alat Sempoa.

(Peracik Obat di Toko Tay Seng Ho, salah satu Toko Obat Tradisional Cina  yang telah berusia hampir satu abad. Sejak ribuan tahun lalu, ramuan obat tradisional Cina memang diakui mujarab. Jadi walaupun zaman semakin modern, toko toko obat cina di Glodok seperti ini tetap ramai dikunjungi)


Nah kawasan Petak Sembilan di Glodok ini juga rute favorit Food Tour yang sering saya bawa, karena kawasan ini merupakan surga kuliner dimana banyak  pedagang makanan kaki lima dimana mana. Street Foods are the Best Food in the world, begitu kata banyak orang. Dan karena di kawasan ini dihuni oleh mayoritas keturunan Tionghoa, kalau mau berburu kuliner mesti hati hati karena  banyak makanan yang gak halal. Tapi jangan takut, disini juga banyak dijual makanan yang halal kok, bahkan dijual oleh orang orang Muslim juga. Dan fyi, banyak juga loh orang keturunan Tionghoa yang ga makan babi atau daging dagingan sama sekali, karena penganut Vegetarian.

    (Wanita Muslim yang berdagang Amplop Angpaw di Jalan Petak Sembilan)

(Yang juga banyak dijumpai di kawasan Petak Sembilan adalah deretan toko dan lapak Permen , Coklat, dan Manisan yang dijual secara grosiran. Banyak varian permen dan coklat yang dijual disini adalah produk impor dari Taiwan dan Cina, dan jarang dijumpai di supermarket umum)


(Pedagang Bektim - Jeroan Daging Babi, banyak ditemui di lapak lapak kaki lima di kawasan Petak Sembilan)

Yang khas dari Glodok  ini adanya Pasar Basah (wet market) di sepanjang Jalan Petak Sembilan. Di sana ada sebuah gang yang banyak menjajakan kodok,  bekicot,  kura kura air tawar (labi labi), hingga belut.  Bagi banyak turis asing, melihat pemandangan ini seperti petualangan ekstrim atau uji nyali, apalagi melihat langsung bagaimana binatang binatang tersebut dieksekusi mati di tempat.

(Lapak pedagang sayur sayuran di sepanjang Petak Sembilan, sering menjadi hal yang menarik bagi para wisatawan)

(Tempat pemotongan Kodok. Dalam khasanah Chinese Food, kodok adalah salah satu makanan yang sangat disukai)

Bagi pemburu makanan non halal, kawasan ini memang surganya, banyak pillihan di berbagai rumah makan atau juga pedagang kaki lima. Tapi jangan salah, untuk makanan halal juga banyak. Gang Kalimati adalah salah satu lokasi yang ok banget untuk hunting makanan halal.  Yang paling sering saya kunjungi adalah Kedai Lao Hoe yg terkenal jual Mie Belitung dan Laksa Belitung, Warung Makan Vegetarian Koh Handi, yang udah sering di review oleh youtuber kelas dunia, dan juga lapak kaki lima Bakpia Lao Beijing. Kue kue khas Cina, seperti Kue Keranjang atau Kue Moon Cake juga banyak ditemui di kawasan ini.

(Warung Vegetarian Koh Handi, di Gang Kali Mati. Disini kita bisa menemukan menu seperti daging babi merah, sate hingga rendang kualitas KW,  karena semuanya dibuat dari jamur atau gluten ) 

                                        (Bakpia Lao Beijing di Gang Kali Mati)

      (Kue Keranjang  dan Kue Bulan / Moon Cake juga banyak didapati di kawasan ini)

Di kawasan ini juga ada Kedai Kopi tertua di Jakarta, Kedai Kopi Tak Kie di Gang Gloria, yang telah buka sejak tahun 1927  dan telah banyak dikunjungi artis, tokoh, hingga Presiden Jokowi. Tapi kalau kesini disarankan pagi ,   karena sering penuh dan di atas jam 12 siang kedai ini udah tutup. Saat bawa food Tour di kawasan Glodok, biasanya saya mengakhirinya di Restoran Pantjoran Tea House yang terletak di ujung kawasan Petak Sembilan dengan menikmati aneka teh khas Cina. Bangunan Pantjoran Tea House ini dulunya adalah Toko Obat/ Apotik yang sekian lama terbengkalai. Tapi setelah direnovasi dan difungsikan jadi Restoran, bangunan ini terlihat jadi cantik sekali dengan interior khas Cina. Ngeteh ngeteh cantik di Pantjoran Tea House,  jangan lewatkan pepotoan di berbagai sudutnya yang instagrammable

 

(Minum Es Kopi Tak Kie, satu yang ga boleh dilewatkan kalau ke kawasan China Town- Glodok)

(Pantjoran Tea House juga setiap harinya menyediakan teh gratis untuk pejalan kaki, sebagai bagian dari tradisi Patekoan dari Cina)


(Begini serunya Food Tour di Glodok Petak Sembilan, lihat videonya disini. Video by: Nita Gemita)
 

3.    Pasar Baru (Little India)


Passer Baru adalah salah satu pasar tertua di Jakarta, yang telah dibangun sejak tahun 1820 oleh pemerintah Belanda.  Di abad 19, Passer Baroe adalah kawasan hits di kalangan anak muda londo buat nongkrong , belanja atau cuci mata. Maklum saat itu kan belum ada Shopping Mall kayak sekarang ya cyiiin

Nah menurut saya,  kawasan Pasar Baru sampai saat ini juga sangat menarik untuk dijelajahi. Di kawasan ini sebenernya punya pengaruh kuat budaya Cina dan juga India. Tapi saya lebih senang mengangkat budaya India di Pasar Baru, karena ada banyak pernak pernik budaya India yang menarik untuk dijelajahi disini.  Orang orang keturunan India di Pasar Baru, telah ada sejak abad 19, dan banyak keturunannya tetap tinggal disana hingga beberapa generasi.

Di kawasan pasar Baru kita bisa jumpai deretan pertokoan yang  dimiliki orang orang keturunan india. seperti toko tekstil, toko peralatan golf, hingga toko alat musik. Di kawasan ini kita juga bisa menjumpai beberapa kuil india yang letaknya saling berdekatan (Kuil Hare Kresna, Kuil Sai Baba, Kuil Sikh),  berbagai restoran restoran makanan india - termasuk restoran vegetarian

Lalu ada juga supermarket yang khusus menjual pernak pernik dan bahan bahan masakan India, yaitu Shalimar Mini Mart, Jl Kelinci Raya no 24 (dekat dengan Bakmi Gang Kelinci), atau juga tempat pengobatan tradisional ala India (Taj Mahal) yang terkenal dengan pengobatan untuk mata., pengobatan tradisional ala Cina dan India memang sudah terkenal ke seluruh dunia.
 
(Deretan toko toko Jas dan Tekstil di Pasar Baru, mayoritas dimiliki orang India. Di toko toko ini kita juga bisa menjumpai banyak orang india "keling" yang bekerja jadi pegawai toko).

(Pengobatan Tradisional India, Taj Mahal, jl Antara no 41, yang terkenal untuk pengobatan katarak tanpa operasi)

Sejak abad 19, kawasan Pasar Baru memang  memang pusat tempat tinggal komunitas orang India. Tapi saat ini banyak orang orang keturunan India di Jakarta, sudah banyak berpindah, terutama ke kawasan Sunter - Jakarta Utara Makanya di kawasan Sunter juga bisa ditemui beberapa Kuil India dan banyak restoran Vegetarian India. Tapi menurut saya, di kawasan Pasar Baru inilah yang paling lengkap kalau kita ingin mempelajari jejak jejak pengaruh budaya India di Jakarta.

(Bagian dalam dari Kuil Hare Kreshna, salah satu aliran dalam agama Hindu. Kuil ini tidak selalu dibuka untuk umum, tapi untuk kunjungan masuk ke dalam kita bisa minta izin ke pengurus yang tinggal di samping Kuil)

(Rombongan Tur dari anak anak Panti Asuhan juga pernah saya bawa ke Kuil Hare Khresna)
                                 
(Mini market India, Shalimar yang menjual beragam pernak pernik kebutuhan masakan India)

Untuk restoran makanan india, yang paling recommended itu di Resto Gokul yang terletak di Gedung Wijaya Musik. Semua makanan disini adalah Vegetarian. Lalu ada juga masakan india rumahan yang dibuat oleh Aunty Moghini,  penyedia masakan katering rumahan masakan india satu satunya dan paling terkenal di seantero kawasan Pasar Baru. Kita bisa berkunjung ke rumahnya dan langsung mencicipi masakan india vegetarian disana. Tiap kali bawa Food Tour di Pasar Baru, tamu tamu saya paling terkesan dengan makan masakan India di rumah Aunty Moghini yang kini sudah berusia 70tahun, karena selain masakannya enak, juga sekaligus bisa mendengarkan banyak cerita dari Aunty Moghini yang keluarganya sudah  tiga generasi tinggal di Pasar Baru.

     (Paket Nasi Bryani Vegetarian dari Resto Gokul ini, recommended banget !)
                           (Keluarga saya pun suka makan di Gokul Resto)

(Aunty Moghini yang berambut putih, sangat hangat menerima tamu tamu yang sering saya bawa ketempatnya saat Food Tour di Pasar Baru)

                       
Makanan India khas di rumah Aunty Moghini (Roti Cappati, Samosa, dan Teh Massala)

                              
(Gimana serunya blusukan di Little India- Pasar Baru? Saksikan di tayangan ini. Video Courtesy  : Net TV)

            4.    Kampung Tugu (Portuguese Villlage)
Kampung Tugu, yang terletak di Semper- Jakarta Utara,  adalah kawasan komunitas keturunan Portugis yang tertua di Indonesia, dan juga merupakan Kampung Kristen tertua. Orang orang keturunan Portugis di Kampung Tugu telah menghuni kawasan tersebut sejak abad 17, bermula dari dimerdekakannya para tawanan perang dari Malaka, dan diberikan satu kawasan terpencil yang jauh dari pusat kota Batavia.  Di Kampung Tugu ini jugalah, cikal bakal munculnya musik kroncong  yang sekarang diakui menjadi musik tradisional Indonesia. Juga di Kampung Tugu ini cikal bakal munculnya Gado Gado yang menjadi kuliner khas Jakarta.


Kalau kita berkunjung ke kawasan Kampung ‘Tugu, kita masih bisa melihat jejak jejak budaya Portugis pada bangunan Gereja Tugu yang di bangun di abad 16, juga pada budaya penduduk Kampung Tugu, yang mayoritas beragama Kristen. Bisa dibilang, orang orang Kampung Tugu juga adalah orang orang asli Jakarta, karena sudah berabad abad tinggal disana secara turun temurun. Karena itu mereka juga dijuluki sebagai orang orang Betawi Kristen.
                 (bagian dalam Gereja Tugu, foto : Youtube BeritaSatu TV )



(Menelusuri pemukiman Kampung Tugu yang berpenghuni mayoritas Kristen, banyak dijumpai rumah rumah dengan simbol salib dan foto Yesus yang dipasang di depan rumah. Saat ini hanya tersisa sekitar 200 KK yang mendiami Kampung Tugu)

Walaupun disebut keturunan Portugis, penampilan fisik orang orang Kampung Tugu tidak ada bedanya dengan kebanyakan orang orang Indonesia, yang berkulit sawo matang. Walaupun masih ada juga sebagian kecil orang yang punya perawakan wajah seperti blasteran. Cuma nama nama depan orang Tugu biasanya berbau kebaratan, juga mereka punya nama marga yang berbau Eropa seperti Abraham, Michiels, Andries, dan Quiko. Para sesepuh orang Kampung Tugu juga dahulu kesehariannya menggunakan bahasa Portugis yang bercampur dengan bahasa lokal. Tapi sayangnya saat ini sudah langka orang Kampung Tugu yang bisa berbahasa Portugis.

(Kelompok Keroncong Tugu Canfrinho dari Kampung Tugu, yang sering diundang ke Istana Presiden)

Orang orang Kampung Tugu punya beberapa perayaan yang unik yang melibatkan seluruh penghuni kampung seperti Perayaan Rebo Rebo, atau Mandi Mandi yang diadakan di awal tahun. Pada perayaan Mandi Mandi awal tahun ini, juga dihadiri oleh Xanana Gusmao, mantan Perdana Mentri Timor Leste, yang punya ikatan kuat dengan Indonesia. Baca pengalaman seru saya tentang mengikuti perayaan Mandi Mandi bersama Xanana Gosmao disini.



Orang Orang Tugu juga punya kuliner khas , yang tak bisa dijumpai di tempat lain selain di Kampung Tugu saja. Kuliner khas Kampung Tugu , dari penganan ringan seperti  Kue Pisang Udang, Apem Kinca,hingga Ketan Unti yang disajikan tiap ada keluarga yang meninggal. Lalu ada juga Gado Gado siram, dan Ikan Pindang Serani. Sayangnya makanan khas tersebut juga ga bisa ditemukan di warung warung makan manapun, kalau mau beli kita harus pesan/ order ke penduduk asli Kampung Tugu yang umumnya bisa membuat makanan makanan itu.

(Kue khas Kampung Tugu, Apem Kinca, Kue Pisang Udang dan Ketan Unti)

(Seperti apa kuliner khas Kampung Tugu dan serunya Musik Kroncong Tugu? Saksikan di video ini Video Courtesy : BeritaSatuTV)

                5.    Raden Saleh - Cikini (Little Arab)

Sebenarnya di Jakarta ada beberapa kawasan yang memiliki pengaruh kuat budaya arab seperti di Pekojan , Jakarta Utara dan Condet, Jakarta Timur. Lalu yang terkini adalah kawasan Cikini , Jakarta Pusat. Saya sering membawa Food Tour di kawasan Cikini ini yang saya promosikan sebagai Little Arab, karena  di kawasan ini kaya akan pengaruh budaya Arab, selain itu juga karena kawasan Cikini,   sejak beberapa tahun belakangan, menjadi kawasan favorit yang dikunjungi turis turis Arab saat berkunjung ke Jakarta.

(Di depan Rumah Kastil Raden Saleh , yang merupakan satu satunya rumah mewah di Batavia yang dimiliki orang pribumi saat zaman penjajahan Belanda Rumah Raden Saleh ini sekarang menjadi bagian kantor dari RS PGI Cikini di Jl Raden Saleh)

Kalau kita mengunjungi kawasan Raden Saleh- Cikini, kita akan menjumpai berbagai jejak pengaruh budaya Arab disini, seperti kawasan Taman Ismail Marzuki yang dahulu adalah lahan luas kediaman Raden Saleh, pelukis dunia kenamaan asal Jawa keturunan Arab, lalu ada juga Makam Megah (Gubah) tempat disemayamakannya Habib Cikini, penyebar agama Islam di Batavia, yang terletak di bagian belakang komplek Taman Ismail Marzuki. Lalu ada juga Mesjid bersejarah , Mesjid Al Makmur, yang kini telah menjadi Cagar Budaya. Pada suatu waktu, renovasi mesjid ini pernah dibantu langsung oleh pemerintah Saudi Arabia.
                                  (Mesjid Cagar Budaya, Al Makmur , Raden Saleh)

                                 (Bagian luar bangunan makam megah Habib Cikini )

(Habib Cikini, salah satu tokoh penting penyebar agama Islam di Batavia. Ia bersama anaknya, Habib Kwitang, mendirikan pesantren pertama di Batavia)

Di sepanjang jalan Raden Saleh ini juga, banyak dijumpai resto resto masakan Arab dan Timur Tengah, seperti Resto Raden Saleh, Al Jazeera,  dan Al Basha. Resto Raden Saleh adalah resto masakan Arab pertama yang ada di kawasan Cikini, dan telah buka sejak tahun 60an. Resto Al Jazeera, mungkin salah satu resto masakan Arab paling terkenal di Jakarta karena punya beberapa cabang, dan pengunjungnya selalu ramai banget tiap hari, termasuk turis turis Arab. Ada lagi Resto Al Basha, spesialisasi masakan Timur tengah dan Yordania. Interior Resto Al Basha ini juga unik sekali dengan interior ala Timur Tengah , begitu kita masuk ke dalamnya akan berasa seperti bukan di Indonesia. Para waiternya pun mengenakan kostum khas tradisional Yordania.

    (Nasi Mandhi Kambing , andalan Resto Al Basha)

(Para waiter di Resto Al Basha menggunakan kostum tradisional Yordania)

(Um Ali, dessert khas ala Timur tengah, dibuat dari remahan roti dicampur krim dan susu, kudu coba Um Ali ini kalo ke resto resto Arab di Cikini,  rasanya beneran bikin nagih)

Selain Resto Resto masakan Arab, di sepanjang Jalan Raden Saleh, ada banyak didapati toko toko yang menjual minyak wangi dan kayu wangi Gaharu yang sangat diminati orang Arab. Banyak toko disana juga adalah para pengekspor kayu Gaharu ke berbagai negara Timur Tengah.  Karena begitu banyak pengaruh budaya Arab di kawasan Cikini ini termasuk ramainya resto resto masakan Arab,   ga heran jika kawasan Raden Saleh-Cikini jadi kawasan favorit yang dikunjungi para turis turis Arab yang sedang berlibur lama di Jakarta.

(Toko Alkatiri, toko Penjual Minyak Wangi dan Gaharu paling terkenal di Jl. Raden Saleh)

(Gimana Serunya blusukan di kawasan Little Arab - Cikini ? bisa dilihat di videonya ini. Video Courtesy : NetTV)

                            6.    Melawai – Blok M (Little Tokyo)


Melawai Blok M juga salah satu rute  yang sering saya kunjungi saat Food Tour dan sering saya promosikan sebagai kawasan Little Tokyo karena  disini banyak pengaruh budaya Jepang. Kawsasan Melawai Blok M ini dikenal sebagai kawasan komunitas orang orang Jepang sejak tahun 80an, berawal dari adanya mess karyawan orang orang  Jepang,   diikuti dengan bermunculannya restoran restoran Jepang yang kini jumlahnya ada belasan.

Resto Resto Jepang di kawasan melawai ini adalah Resto Jepang autentik, yang umumnya tempatnya tidak terlalu luas, dan biasanya dikelola langsung oleh pemiliknya  yang orang Jepang.  Banyak dari pemilik resto disana juga beristrikan orang Indonesia. Salah satu pionir Resto Jepang disana adalah Ajihara Resto yang dimiliki Chef Harada yang belakangan menjadi Celebrity Chef dan sering wara wiri di TV beberapa tahun lalu. Tapi sayangnya Ajihara Resto di Melawai sekarang sudah tutup.

Selain resto resto masakan Jepang, pengaruh budaya Jepang di Melawai bisa dilihat dari adanya Supermarket  yang menjual produk produk JePANG dan bahan baku masakan Jepang (Papaya Supermarket) lalu ada juga toko bakery yang secara khusus menjual bakery ala Jepang. Lalu ada beberapa spa dan karaoke yang secara khusus ditujukan untuk orang orang Jepang. Karena itulah Melawai Blok M ini juga menjadi kawasan favorit ekspatriat Jepang yang tinggal di Jakarta.

(Aneka Sushi di Supermarket Papaya, diskon 50% tiap hari setelah jam 7 malam)

(La Mouette Bakery di Jl Melawai 9, toko bakery yang menjual roti roti khas Jepang, seperti Dorayaki, Green Tea Cheese Cake dan dibuat langsung oleh Chef orang Jepang. Roti roti disini diskon 30% setelah jam 8 malam)

(Resto Kashiwa, salah satu  resto jepang paling recommended di Little Tokyo, semua menu satu     harga Rp 29.000)


                                 
(Kalau ke Little Tokyo Melawai, kudu coba Ramen di Resto Yozora Ramen, sedapnya bikin merem melek Satu porsi ukurannya gede banget, jadi bisa dibagi dua)

Sejak 7 tahun belakangan, di kawasan Melawai Blok M ini rutin diadakan Festival Ennichisai, Festival Budaya dan Kuliner Jepang terbesar dan terheboh di Jakarta Selatan. Setiap kali Festival ini diadakan, kawasan Melawai jadi padat merayat dijejali pengunjung. Di saat Festival ini juga, sejauh mata memandang kita bisa melihat begitu banyak anak anak muda berdandan ala Cosmo Play. Tahun depan, jangan  lewatkan Festival ini yang biasanya diadakan di bulan Mei.

Berkunjung ke Festival Ennichisai dijamin akan bikin Anda merasa seperti berada di negri sakura dadakan. Satu lagi yang ga boleh dilewatkan kalo ke Little Tokyo, Blok M yaitu mampir ke Filosofi Kopi , kedai kopi yang lagi hits di kalangan anak muda Jakarta. Emang sih kedai kopi ini gak ada hubungannya dengan budaya Jepang, tapi kedai kopi ini dimiliki seleb Top indonesia, yaitu Chicco Jericho, Glenn Fredly, dan Rio Dewanto yang juga sering nongkrong di kafe ini, jadi kalo lagi hoki bisa ketemu dan foto bareng mereka.



(Begini serunya Food Tour di Little Tokyo, Blok M, kebetulan amprokan dengan Bang Chicco Jericho dan juga Bang Glenn Fredly. Video Courtest by : Lisa Selvia)

Nah itulah keenam kawasan yang punya beragam pengaruh budaya asing paling menarik versi Creative Traveler.  Anda tergoda untuk blusukan di kawasan kawasan tersebut untuk mempelajari budaya, sejarah atau berpetualang kuliner kulinernya?  Yuk sekali kali coba Food Tour bareng Jakarta Food Traveler , bisa cek websitenya di www.wisatakreatifjakarta.com , atau www.foodtourjakarta.com untuk lihat beragam rute pilihan Food Tour  dengan agendaTur Reguler setiap akhir pekan (Sabtu &Minggu) , atau sering sering cek IG/ fanpage @jakartafoodtraveler atau @wisatakreatifjakarta untuk tahu update tur reguler trip Food Tour yang diadakan secara berkala. Cek juga youtube channel Jakarta Food Traveler , untuk lihat beragam video seru Food Tour di berbagai kawasan di Jakarta

Yuuk berwisata di Jakarta, supaya makin mengenal kota kita sambil sekalian berpetualang menjelajahi beragam kulinernya, karena ada banyak cerita di balik sebuah cita rasa.....betul ?







Baca Juga Yang Satu Ini

Pesta Mandi Bedak , Puncak Perayaan Tahun Baruan Kampung Tugu Yang Tak Kalah Seru Dengan Festival Songkran di Thailand

Tahukah Anda, di ujung utara Jakarta, ada sebuah kawasan yang merupakan kampung Kristen tertua di Jakarta dan juga di Indonesia?  ...