HIDUPLAH DENGAN CINTA, CINTAILAH HIDUP
Namanya Ginan, ia teman masa kuliah. Bulan desember lalu yang memang bulan peringatan AIDS, aku sering lihat wajahnya “seliweran” di TV. Dia bukan public figure, apalagi seleb. Tapi bagiku, ia adalah seseorang yang luar biasa. Dengan berbesar hati , ia mau mengakui bahwa ia seorang penderita HIV kepada khalayak. Gaya hidupnya yang dahulu dekat dengan narkoba diakui Ginan sebagai penyebab ia tertular virus HIV.
Masih segar dalam ingatan, saat bareng ospek fakultas dulu, Ginan termasuk salah satu “banci tampil” dan jadi “seleb lokal”. Tapi masuk tahun ketiga, ia gak pernah nongol lagi di kampus. Bagai hilang di telan bumi, gak pernah ada yang tahu dimana ia berada.Yang sangat mengejutkan, tiba-tiba di penghujung tahun lalu, ia banyak muncul di media massa. Menurutnya, ia mengetahui telah tertular HIV sejak 5 tahun lalu. Artinya, saat itu Ginan masih berstatus mahasiswa . Dan waktu itu, aku gak pernah nyangka, ada teman se-kampusku yang terkena HIV.
Ketika akhirnya muncul di media massa, Ginan mengakui di awal-awal terdiagnosa mengidap HIV, ia memang menarik diri dari pergaulan karena merasa dunianya telah berakhir. Suatu reaksi yang sangat wajar. If I stood in his shoes, I’ d had been doing the same thing as he did. Kini, bagaikan seorang ksatria, ia membagikan pengalaman hidupnya sebagai ODHA di berbagai media massa. Tentu saja butuh keberanian yang luar biasa besar untuk melakukan hal ini. Gak hanya itu, ternyata Ginan juga telah melakukan berbagai upaya seperti membuat LSM yang peduli terhadap HIV. Semua itu adalah upaya untuk mengakampanyekan bahaya AIDS terhadap masyarakat.
Ada pelajaran yang menggugah dari seorang Ginan. Walau menderita HIV di usia yang masih sangat muda, Ginan telah melakukan banyak hal yang mungkin begitu berguna untuk orang lain. Sementara di usia yg sama dan dalam kondisi segar bugar, aku belum bisa memberikan banyak hal yang berguna untuk orang lain .
Aku merasa belum bisa berbuat banyak buat diri sendiri. Selalu aja ada sesuatu yang terasa "kurang", apalagi bila aku dihadapin masalah yang berat banget. Bisa aja masalah yang aku alamin mungkin belum seberapa dengan yang dialami Ginan. Padahal aku masih dianugrahi KESEHATAN, suatu hal yang paling berharga dalam hidup.Hidup memang tak pernah lepas dari masalah. Seberat apapun masalah yang dihadapi, kita harus tetap bangkit dan meneruskan hidup ini. Dan apabila kita dapat melakukan suatu hal yang berguna untuk orang lain, maka hidup ini akan lebih berarti. Seperti yang Ginan pernah bilang kepada pemirsa TV: “HIDUPLAH DENGAN CINTA, DAN CINTAILAH HIDUP”
Namanya Ginan, ia teman masa kuliah. Bulan desember lalu yang memang bulan peringatan AIDS, aku sering lihat wajahnya “seliweran” di TV. Dia bukan public figure, apalagi seleb. Tapi bagiku, ia adalah seseorang yang luar biasa. Dengan berbesar hati , ia mau mengakui bahwa ia seorang penderita HIV kepada khalayak. Gaya hidupnya yang dahulu dekat dengan narkoba diakui Ginan sebagai penyebab ia tertular virus HIV.
Masih segar dalam ingatan, saat bareng ospek fakultas dulu, Ginan termasuk salah satu “banci tampil” dan jadi “seleb lokal”. Tapi masuk tahun ketiga, ia gak pernah nongol lagi di kampus. Bagai hilang di telan bumi, gak pernah ada yang tahu dimana ia berada.Yang sangat mengejutkan, tiba-tiba di penghujung tahun lalu, ia banyak muncul di media massa. Menurutnya, ia mengetahui telah tertular HIV sejak 5 tahun lalu. Artinya, saat itu Ginan masih berstatus mahasiswa . Dan waktu itu, aku gak pernah nyangka, ada teman se-kampusku yang terkena HIV.
Ketika akhirnya muncul di media massa, Ginan mengakui di awal-awal terdiagnosa mengidap HIV, ia memang menarik diri dari pergaulan karena merasa dunianya telah berakhir. Suatu reaksi yang sangat wajar. If I stood in his shoes, I’ d had been doing the same thing as he did. Kini, bagaikan seorang ksatria, ia membagikan pengalaman hidupnya sebagai ODHA di berbagai media massa. Tentu saja butuh keberanian yang luar biasa besar untuk melakukan hal ini. Gak hanya itu, ternyata Ginan juga telah melakukan berbagai upaya seperti membuat LSM yang peduli terhadap HIV. Semua itu adalah upaya untuk mengakampanyekan bahaya AIDS terhadap masyarakat.
Ada pelajaran yang menggugah dari seorang Ginan. Walau menderita HIV di usia yang masih sangat muda, Ginan telah melakukan banyak hal yang mungkin begitu berguna untuk orang lain. Sementara di usia yg sama dan dalam kondisi segar bugar, aku belum bisa memberikan banyak hal yang berguna untuk orang lain .
Aku merasa belum bisa berbuat banyak buat diri sendiri. Selalu aja ada sesuatu yang terasa "kurang", apalagi bila aku dihadapin masalah yang berat banget. Bisa aja masalah yang aku alamin mungkin belum seberapa dengan yang dialami Ginan. Padahal aku masih dianugrahi KESEHATAN, suatu hal yang paling berharga dalam hidup.Hidup memang tak pernah lepas dari masalah. Seberat apapun masalah yang dihadapi, kita harus tetap bangkit dan meneruskan hidup ini. Dan apabila kita dapat melakukan suatu hal yang berguna untuk orang lain, maka hidup ini akan lebih berarti. Seperti yang Ginan pernah bilang kepada pemirsa TV: “HIDUPLAH DENGAN CINTA, DAN CINTAILAH HIDUP”
-Januari 06-
1 comment:
thanks ya, very inspiring...remembering me on smthing, nambahin semangat gw untuk tetep hidup....
Ginan
Post a Comment