Pesan Seorang Ayah (Atheis)
Nak Sulung, saat aku tiada nanti , maukah kau ingat padaku?
Maukah engkau mengingatku saat kau bersujud di Mesjidmu dan memanjatkan doa kepada Allah?
Sudikah engkau mengingatku saat kau bersimpuh di Gerejamu dan memanjatkan doa kepada Tuhan Yesus?
Nak Bontot, saat aku tiada nanti, berkenankah kau ingat padaku?
Berkenankah engkau mengingatku saat kau berhening di Kuilmu dan memanjatkan doa kepada Dewa Dewa mu?
Mereka bilang aku Atheis karena tak menyembah Tuhan yang anak anakku lakukan.
Mereka bilang aku Atheis karena tak percaya tentang adanya Surga dan Neraka, seperti yang anak anakku percaya.
Tapi walau aku tak percaya Tuhan yang anak anakku percaya,
dan aku tak peduli akan pergi ke Surga atau Neraka setelah kematian,
Aku sealu mendoakan anak anakku bahagia dengan Tuhan yang mereka pilih.
Dan berharap saat aku tiada nanti, anak anakku mau mengingatku saat berdoa kepada Tuhan mereka.
(Ira Lathief, 2025)